Macapat menjadi salah satu aspek budaya yang perlu dikembangkan dan dilestarikan. Tak banyak yang berbeda dari versi Indonesia, macapat merupakan tembang atau puisi tradisional Jawa.
Selasa, (12/10) kembali digelar apresiasi macapat tingkat Kapanewon Godean setelah sempat vakum akibat adanya pandemi COVID-19. Apresiasi gelar macapat ini diadakan di pendopo Kapanewon Godean mulai pukul 19.30 hingga pukul 22.30 WIB karena masih dalam kondisi pandemi. Acara ini juga dihadiri perwakilan dari Kundha Kabudayan Sleman dan pihak Kapanewon Godean.
Sebanyak 40 wiyogo dan panembang dari paguyuban wilayah Kapanewon Godean, turut berpartisipasi dalam apresiasi gelar macapat ini. Semua peserta menggunakan atribut kejawen lengkap, baik yang laki-laki maupun perempuan. Masing-masing peserta diberi kesempatan nembang berdasarkan koleksi teks yang telah disiapkan oleh paguyuban. Kegiatan ini didukung fasilitas gamelan yang ada di Kapanewon Godean.
Apresiasi gelar macapat ini bekerjasama dengan Kundha Kabudayan Sleman dan Kapanewon Godean. Menurut Ita Kurniawati, S.IP, MPA selaku kasi bahasa dan sastra Kundha Kabudayan, di Kabupaten Sleman terdapat 17 Kapanewon, masing-masing mendapat 2 kali gelar apresiasi macapat dalam setahun.
“Acara ini dilaksanakan guna melestarikan budaya, khususnya bidang bahasa dan sastra. Pihak Kundha Kabudayan Seksi bahasa dan sastra itu salah satu penugasannya adalah memfasilitasi gelar apresiasi macapat ditingkat Kapanewon maupun Kabupaten agar terlaksana.” tutur Ita.
Setelah melewati pasang surutnya pandemi COVID-19 acara gelar macapat ini kembali digelar. Namun, mengingat pandemi yang masih berkelanjutan acara ini menerapkan peserta yang terbatas agar tidak menimbulkan kerumunan.
“Harapan dengan adanya acara ini bisa meneruskan orang-orang terdahulu kepada para pemuda selanjutnya untuk tetap melestarikan budaya, khususnya pada bidang bahasa dan sastra.” pungkas Ita
Be the first to comment